Ramai di media sosial, sebuah lagu viral berjudul “Garam dan Madu” Lagu fenomenal yang sering muncul di For You Page (FYP) TikTok telah mencuri perhatian banyak pendengar dengan lirik yang mengena dan suara merdu.
Di balik kesuksesan tersebut, Naykilla, salah satu penyanyinya, menjadi sorotan publik.
Dikenal dengan suara khas dan gaya musik segar, Naykilla bersama Tenxi dan Jemsii memperkenalkan perpaduan unik antara hip hop dan dangdut yang disebut Hipdut.
Genre inovatif ini berhasil memberikan warna baru bagi industri musik Indonesia, sekaligus memperluas jangkauan musik lokal di kalangan generasi muda.
Naykilla, yang memiliki nama lengkap Nayla Killa, lahir di Surabaya pada Januari 2002. Di usia 23 tahun, ia telah membuktikan bakat musiknya di panggung nasional.
Naykilla tumbuh dalam keluarga musisi, dengan ayah seorang kibordis dan ibu seorang penyanyi, yang turut memengaruhi perjalanan karier musiknya.
Ia juga merupakan adik dari Sara Fajira, penyanyi terkenal lewat lagu “Lathi,” dan Kaio, produser musik ternama.
Sejak usia muda, Naykilla sudah menunjukkan bakatnya dalam musik. Ia mulai membagikan karya-karya melalui platform digital seperti YouTube, membawakan lagu-lagu cover, sebelum akhirnya merilis lagu orisinal yang mendapat sambutan positif dari publik.
Dukungan keluarga yang erat, terutama dari orang tuanya, memberikan fondasi yang kuat bagi Naykilla untuk mengejar mimpinya di industri musik.
Popularitas Naykilla semakin melonjak setelah merilis lagu “Garam dan Madu” bersama Tenxi dan Jemsii pada 20 Desember 2024.
Lagu ini langsung menarik perhatian pengguna TikTok dan memadukan tiga bahasa—Indonesia, Inggris, dan Jawa.
Melalui metafora garam yang melambangkan kesedihan dan madu yang mewakili kebahagiaan, lagu ini menyampaikan pesan tentang keseimbangan hidup.
Dengan genre Hipdut yang menggabungkan hip hop dan dangdut, lagu ini menawarkan nuansa segar yang digemari oleh kalangan muda.
Naykilla mengatakan bahwa lagu ini terinspirasi dari pengalaman pribadi dan emosi yang sering dialami banyak orang, serta ingin mengajak pendengar untuk menyadari pentingnya menerima kedua sisi kehidupan, baik yang pahit maupun manis.