Masalah sulitnya akses internet di pedesaan akibat ketiadaan jaringan fiber optik kini mulai menemukan solusi. Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) berinisiatif memanfaatkan teknologi satelit berorbit rendah (Low Earth Orbit/LEO) untuk menyediakan akses internet cepat dan stabil di daerah-daerah terpencil.
Langkah ini diharapkan mampu menjembatani kesenjangan digital yang selama ini menjadi kendala utama bagi masyarakat pedesaan.
Melalui merek layanan PPDI Link, program ini merupakan kolaborasi antara PPDI dan PT Sinergi Innovate Pratama—reseller resmi Starlink di Indonesia—yang bekerja sama dengan PT Jaringan Langit Indonesia. Sebagai langkah awal, uji coba telah dilaksanakan di Desa Grenjeng, Kecamatan Kretek, Kabupaten Wonosobo, pada Sabtu (8/2/2025), melansir dari Liputan6, pada Selasa (11/2/2025).
Uji coba tersebut melibatkan sekitar 40% dari 300 kepala keluarga yang menjadi target penerima manfaat layanan ini di wilayah tersebut.
Direktur PT Jaringan Langit Indonesia, Fatchurrohman Nugroho, menyatakan komitmennya untuk mendukung penyediaan akses internet cepat dan terjangkau di kawasan pedesaan. Selain itu, program ini juga bertujuan memberdayakan PPDI sebagai distributor eksklusif Starlink di Indonesia. “PPDI memiliki jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia, sehingga kolaborasi ini akan memberikan manfaat tidak hanya dalam bentuk akses internet, tetapi juga mendukung kesejahteraan organisasi perangkat desa,” ujar Fatchurrohman.
Layanan internet satelit Starlink yang dikembangkan oleh SpaceX menjadi tulang punggung proyek ini. Dengan menggunakan konstelasi satelit kecil di orbit rendah, layanan ini mampu menyediakan akses internet yang cepat dan stabil hingga 150 Mbps, meskipun memiliki kelemahan berupa penurunan kecepatan saat terjadi cuaca buruk seperti hujan lebat.
Taufik Ismail, Regional Manager Starlink untuk wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat, mengungkapkan optimismenya terhadap kerja sama ini. Menurutnya, akses internet yang lebih merata akan mendukung percepatan pembangunan di wilayah pedesaan, khususnya di sektor ketahanan pangan dan swasembada nasional. “Dalam tiga bulan ke depan, kami menargetkan desa-desa di Jawa Tengah dan Jawa Barat sudah terhubung dengan layanan internet ini,” kata Taufik.
Keunggulan layanan internet berbasis satelit ini adalah fleksibilitasnya. Tidak seperti internet kabel yang membutuhkan infrastruktur fisik, layanan ini tetap dapat memberikan koneksi berkecepatan tinggi di lokasi-lokasi terpencil. Diharapkan, teknologi ini akan mengurangi keterisolasian informasi yang dialami masyarakat desa serta mendorong kemajuan ekonomi lokal, meningkatkan akses pendidikan, dan memperbaiki layanan kesehatan.
Dalam Musyawarah Nasional (Munas) PPDI yang akan digelar di Yogyakarta mendatang, percepatan jangkauan internet menjadi salah satu agenda utama. Dengan fokus pada perluasan cakupan layanan ini ke seluruh pelosok Indonesia, PPDI berharap semakin banyak desa yang dapat merasakan manfaat langsung dari teknologi ini. Kehadiran internet yang terjangkau dan handal di pedesaan tidak hanya akan membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat, tetapi juga mendukung upaya pembangunan nasional yang lebih merata.