Anggaran beasiswa bagi mahasiswa dan dosen terkena pemangkasan akibat efisiensi yang dilakukan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek).
Kemendiktisaintek mengalami pengurangan anggaran sebesar Rp14,3 triliun dari total pagu Rp56,6 triliun pada 2025.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menyebutkan anggaran sebesar Rp2,7 triliun untuk tunjangan dosen non-PNS harus dikurangi Rp676 miliar. Namun, ia mengusulkan agar anggaran ini dikembalikan ke jumlah semula tanpa pemotongan.
Untuk program KIP Kuliah yang sebelumnya memiliki pagu Rp14,698 triliun, kini harus dikurangi sebesar Rp1,319 triliun. Satryo juga meminta agar pagu KIP Kuliah tetap berada pada jumlah awal karena dianggap penting dan seharusnya tidak terkena efisiensi.
Program lain yang terkena dampak adalah Beasiswa Pendidikan Indonesia (BPI) dengan pemangkasan Rp19,47 miliar dari pagu Rp164,7 miliar, serta Beasiswa Adik yang pagu awalnya Rp213,73 miliar.
Beasiswa KNB untuk kerja sama negara berkembang juga mengalami pemotongan sebesar Rp21 miliar dari pagu Rp85,348 miliar.
Selain itu, beasiswa bagi dosen dan tenaga pendidik, baik dalam maupun luar negeri, harus dipotong sebesar 25 persen atau Rp59 miliar dari pagu Rp236,8 miliar.
Satryo mengusulkan agar seluruh program ini dikembalikan ke anggaran semula dengan total pagu Rp31,645 triliun.
Dalam rapat bersama Komisi X DPR RI, Satryo berharap pemotongan anggaran kementeriannya dapat dikurangi dari Rp14,3 triliun menjadi Rp6,78 triliun agar program prioritas tetap berjalan optimal.