Indonesia segera menyambut kehadiran maskapai baru bernama PT Indonesia Airlines Group (INA) atau lebih dikenal sebagai Indonesia Airlines. Meskipun membawa nama Indonesia, pusat operasional maskapai ini ternyata berbasis di Singapura.
Perusahaan ini didirikan oleh Calypte Holding, sebuah entitas bisnis yang berasal dari Singapura. Namun, menurut berbagai laporan, kepemilikan utama dari maskapai ini berada di tangan seorang pengusaha asal Indonesia bernama Iskandar, yang diketahui telah lama menjalankan bisnisnya di Singapura.
Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi yang dikeluarkan oleh pihak maskapai terkait informasi yang beredar. Meski begitu, berita mengenai keberadaan maskapai baru ini telah menyebar luas, terutama di media sosial.
Laporan dari Newsroom Aviator pada Sabtu, 8 Maret 2025, serta unggahan dari beberapa akun Instagram seperti @ssesia.news dan @sscbatam pada Minggu, 9 Maret 2025, mengungkapkan bahwa maskapai ini akan mengusung konsep penerbangan internasional dengan layanan premium yang menyerupai pengalaman perjalanan menggunakan jet pribadi.
Berdasarkan informasi yang beredar, Indonesia Airlines telah resmi terdaftar sebagai maskapai di Indonesia dan akan beroperasi dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) di Tangerang, Banten. Maskapai ini berencana mengoperasikan 20 armada pesawat, termasuk jenis Airbus A321neo, Airbus A350-900, dan Boeing 787-9. Dengan kombinasi pesawat modern tersebut, INA bertujuan untuk menghadirkan pengalaman penerbangan kelas dunia dengan tingkat kenyamanan tinggi bagi para penumpangnya.
Dilansir dari Liputan6, pada Selasa (11/03/2025). Dalam lima tahun pertama operasionalnya, INA menargetkan untuk melayani 40 rute penerbangan internasional yang mencakup 30 negara di berbagai belahan dunia. Dengan demikian, maskapai ini sepenuhnya berfokus pada penerbangan internasional tanpa menyediakan rute domestik. Untuk memastikan kualitas layanan yang optimal, INA telah merekrut tim profesional yang berasal dari maskapai ternama seperti Singapore Airlines, Emirates, dan British Airways. Keahlian mereka diharapkan dapat menggabungkan standar pelayanan jet pribadi dengan kenyamanan yang biasanya tersedia dalam penerbangan komersial.
Tak hanya itu, INA juga berambisi menghadirkan layanan eksklusif yang mengedepankan kenyamanan premium, pengalaman perjalanan yang dipersonalisasi, serta fasilitas mewah yang umumnya hanya bisa dinikmati dalam penerbangan jet pribadi. Meski demikian, masih banyak pertanyaan yang belum terjawab terkait operasional maskapai ini, termasuk kapan maskapai akan resmi beroperasi, rute mana saja yang akan dibuka pertama kali, serta kisaran harga tiket yang akan ditawarkan kepada calon penumpang.
Kehadiran maskapai ini pun menuai beragam reaksi dari masyarakat, terutama di media sosial. Banyak warganet yang mempertanyakan kepemilikan maskapai, mengingat pusat operasionalnya berada di Singapura meskipun menggunakan nama “Indonesia Airlines.” Beberapa pengguna media sosial bahkan merasa ragu dan skeptis terkait kelangsungan bisnis maskapai ini, terutama mengingat banyaknya maskapai yang telah lebih dulu beroperasi namun menghadapi tantangan besar dalam sektor ekonomi dan pelayanan.
Tak sedikit pula yang berharap agar maskapai ini di masa depan bisa berbasis di Indonesia, bukan di luar negeri. Salah satu pengguna media sosial menuliskan harapannya agar INA bisa berpindah ke Aceh atau wilayah lain di Indonesia, sementara yang lain menyatakan kesetiaannya pada maskapai nasional Garuda Indonesia, seraya mempertanyakan apakah INA dapat benar-benar bersaing di industri penerbangan yang kompetitif.
Menariknya, kehadiran INA terjadi tepat setahun setelah BBN Airlines Indonesia mendapatkan Sertifikat Operasi Udara (AOC) dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Indonesia. Hal ini semakin menegaskan bahwa industri penerbangan nasional tengah mengalami perkembangan yang dinamis.
Sertifikat ini menandakan kesiapan BBN Airlines untuk mengoperasikan penerbangan komersial, sekaligus menunjukkan bahwa ada harapan baru bagi industri penerbangan Indonesia untuk terus berkembang dengan hadirnya maskapai-maskapai baru.
Seiring dengan antusiasme dan pertanyaan dari publik, perjalanan INA ke depan akan menjadi sesuatu yang menarik untuk disimak. Apakah maskapai ini benar-benar mampu bersaing di industri penerbangan global? Bagaimana strategi INA dalam membangun kepercayaan dan menarik perhatian penumpang? Semua itu masih menjadi misteri yang akan terungkap seiring waktu.