Beberapa hari lalu, Paula Verhoeven mengunggah video emosional yang memperlihatkan pertemuannya dengan kedua anaknya.
Namun, video tersebut menuai perhatian publik setelah salah satu anaknya mengucapkan permintaan agar Paula tidak datang karena takut dimarahi oleh Baim Wong.
Hal ini memicu berbagai spekulasi, terutama terkait hubungan antara Baim dan anak-anaknya.
Menanggapi video tersebut, pengacara Paula Verhoeven, Alvon Kurnia Palma, memilih untuk tidak memberikan pernyataan lebih rinci.
Menurutnya, hal ini berkaitan dengan materi persidangan yang tidak bisa dibahas secara terbuka.
Namun, ia menegaskan bahwa yang terpenting dalam situasi ini adalah masa depan anak-anak agar tidak terbebani dengan permasalahan orang tua mereka.
“Pada prinsipnya, yang utama adalah bagaimana orang tua bisa memberikan bimbingan yang baik kepada anak-anak. Saya juga tidak ingin terlalu jauh membahas ini karena kita harus menghormati hak anak-anak itu sendiri,” ujar Alvon saat ditemui di Pengadilan Agama Jakarta Selatan, Rabu (12/3/2025), seperti yang dikutip dari detikhot, pada Jumat (14/03/2025).
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa dalam menyelesaikan polemik ini, keputusan sepenuhnya ada di tangan Majelis Hakim Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Ia juga menekankan bahwa hukum yang berlaku saat ini sudah mengatur perlindungan terhadap anak dalam perselisihan orang tua.
“Saat ini sudah ada Undang-Undang tentang perlindungan anak, termasuk sistem peradilan anak. Oleh karena itu, kita berharap semua pihak, baik hakim, orang tua, maupun pihak terkait lainnya, dapat mengutamakan kepentingan terbaik bagi anak-anak,” jelasnya.
Di sisi lain, kondisi emosional Paula Verhoeven disebut sangat terpengaruh dengan situasi ini. Alvon menyatakan bahwa kliennya sangat merindukan anak-anaknya dan berharap bisa memiliki lebih banyak waktu bersama mereka.
Majelis Hakim sendiri telah memberikan masukan dan solusi bagi kedua belah pihak agar anak-anak tidak terdampak secara psikologis akibat konflik ini.
“Kondisi Paula saat ini cukup baik, tetapi sebagai seorang ibu, tentu ada kerinduan mendalam untuk bisa lebih banyak menghabiskan waktu dengan anak-anaknya. Dalam persidangan, hakim juga sudah menawarkan solusi agar ada pertemuan yang lebih intens antara anak-anak dengan Paula, tanpa harus ada konflik yang berkepanjangan,” lanjutnya.
Di tengah isu yang semakin berkembang, Baim Wong akhirnya buka suara. Didampingi kuasa hukumnya, Fahmi Bachmid, Baim membantah tuduhan bahwa dirinya melarang anak-anak untuk bertemu Paula atau mengajarkan kebencian terhadap ibunya.
Ia bahkan merasa tersudutkan dengan berbagai pemberitaan yang muncul, terutama setelah video yang diunggah Paula menjadi viral.
“Saya bilang, saya tidak pernah melakukan itu, dan saya punya buktinya. Saya akan tunjukkan bahwa Paula selama ini manipulatif dalam membentuk opini publik. Salah satu teman saya bahkan bertanya, ‘Im, kenapa Kenzo bisa bilang nanti Papa marah?’ Itu yang membuat saya heran,” ujar Baim dengan nada tegas.
Sutradara film Lembayung itu merasa dirinya telah diam cukup lama dan kini berada dalam posisi yang tidak adil. Ia menegaskan bahwa tidak mungkin dirinya mengajarkan anak-anak untuk membenci ibunya.
“Tidak mungkin saya menyuruh anak saya membenci ibunya, itu tidak masuk akal!” tegasnya.
Baim mengaku enggan terlalu jauh membahas tuduhan yang diarahkan kepadanya, termasuk isu kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) yang sebelumnya juga sempat muncul. Namun, ia memastikan bahwa dirinya tidak pernah menghalangi pertemuan antara Paula dan anak-anak mereka. Bahkan, ia mengaku sering mengantar anak-anaknya agar mereka tetap memiliki hubungan baik dengan sang ibu.
“Saya tidak pernah mengajarkan anak saya untuk membenci ibunya, saya tidak pernah! Mau saya sumpah apa? Saya bersumpah atas nama orang tua saya. Orang tua saya tidak akan selamat masuk surga kalau saya melakukan hal seperti itu.
Orang tua saya adalah segalanya bagi saya. Saya bersumpah di depan kalian semua!” ujar Baim dengan penuh emosi.
Pernyataan Baim Wong ini semakin memperjelas bahwa perseteruan antara dirinya dan Paula Verhoeven masih jauh dari kata selesai.
Kini, publik menanti bagaimana keputusan pengadilan dalam menyelesaikan konflik yang tidak hanya melibatkan dua pihak dewasa, tetapi juga berdampak pada kehidupan anak-anak mereka.
