Pelecehan seksual dapat terjadi kapan saja dan di mana saja, bahkan di tempat yang dianggap nyaman dan aman sekalipun. Hal ini terbukti dari kasus yang baru-baru ini diungkap oleh tiga komunitas penggemar musik, yaitu Team Hindia, Sarang Kelelawar, dan Peserta Lomba Sihir.
Seorang anggota komunitas bernama Fahmi Alatas dilaporkan telah melakukan pelecehan seksual verbal kepada rekan sesama anggota grup melalui pesan-pesan bernada melecehkan. Kejadian ini terungkap dalam acara KapanLagi Buka Bareng Festival pada Minggu (16/3/2025), di mana Fahmi diminta untuk menyampaikan permintaan maaf secara terbuka melalui akun Instagram pribadinya, @iiimaaaaaa808. Dalam pernyataannya, ia mengaku menyesali perbuatannya dan berjanji untuk tidak mengulangi tindakan serupa di masa depan.
Kasus ini memicu reaksi tegas dari ketiga komunitas penggemar musik tersebut. Team Hindia melalui laman Instagramnya menegaskan sikap untuk tidak memberikan toleransi terhadap pelaku pelecehan seksual dan berdiri bersama para korban.
Mereka menyatakan pentingnya menciptakan ruang yang aman dan nyaman bagi semua anggota komunitas. Fanbase Lomba Sihir, Peserta Lomba Sihir, juga secara tegas menyatakan bahwa Fahmi bukan lagi bagian dari komunitas mereka.
Sementara itu, Sarang Kelelawar, fanbase dari band .Feast, menyampaikan pesan kepada seluruh anggotanya untuk memblokir dan tidak menanggapi pesan dari pelaku. Mereka juga memperingatkan bahwa tindakan pelecehan seksual, baik verbal maupun fisik, tidak dapat diterima dan akan ditindak tegas.
Untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang, Sarang Kelelawar bekerja sama dengan LBH APIK dan Yayasan Pulih dalam kampanye “Respect the Beat: Stand Together Against Sexual Harassment.”
Kampanye ini bertujuan membangun kesadaran kolektif dan menciptakan ruang yang aman dari pelecehan seksual, khususnya di lingkungan festival dan konser musik. Mereka mengajak semua anggota komunitas untuk saling menjaga dan mengambil tindakan tegas jika terjadi pelecehan atau kekerasan seksual di sekitar mereka.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa pelecehan seksual bisa terjadi di mana saja, bahkan di komunitas yang seharusnya menjadi tempat berkumpul dan berbagi kegemaran dengan aman. Penting untuk terus meningkatkan kesadaran dan menegakkan batasan demi mencegah kejadian serupa di masa depan.