Penyebab Terjadinya Kebakaran di Gedung Kementerian ATR/BPN

Gedung Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) di Jakarta mengalami kebakaran pada Sabtu malam, 9 Februari 2025.

Insiden tersebut terjadi sekitar pukul 23.00 WIB, dengan api pertama kali terlihat di lantai dasar, tepatnya di Ruang Biro Hubungan Masyarakat (Humas) Kementerian ATR/BPN. Dugaan awal mengarah pada korsleting listrik dari perangkat pendingin ruangan (AC) sebagai pemicu kebakaran.

Menurut Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta, Satriadi Gunawan, kebakaran bermula dari ruang Humas, di mana api dengan cepat membakar sejumlah dokumen dan kertas arsip yang berada di atas meja, menghasilkan kepulan asap tebal.

Meski petugas keamanan gedung telah mencoba memadamkan api menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR), upaya tersebut tidak membuahkan hasil. Mereka kemudian segera melaporkan kejadian tersebut kepada petugas Gulkarmat untuk meminta bantuan lebih lanjut.

Merespons laporan tersebut, Dinas Gulkarmat Jakarta mengerahkan 21 unit mobil pemadam kebakaran beserta 62 personel ke lokasi kejadian.

Berkat upaya cepat dan sigap dari para petugas, api berhasil dipadamkan sekitar pukul 00.35 WIB pada Minggu dini hari, sehingga kebakaran tidak meluas ke area lain. Petugas juga melakukan proses pendinginan untuk memastikan tidak ada sisa api yang masih membara.

Meskipun tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dalam insiden ini, kerugian materiil yang diakibatkan kebakaran ditaksir mencapai Rp448.656.000. Kerugian tersebut terutama berasal dari kerusakan sejumlah arsip dan dokumen penting yang berada di ruang Humas.

Kepala Bagian Pemberitaan dan Hubungan Antar Lembaga (PHAL) Biro Humas Kementerian ATR/BPN, Risdianto Prabowo Samodro, menyampaikan rasa syukur karena tidak ada korban jiwa dalam kejadian tersebut. Ia juga mengucapkan terima kasih atas dukungan dan doa masyarakat, sembari berharap agar Kementerian ATR/BPN dapat segera bangkit dan melanjutkan karya dengan lebih baik.

“Terima kasih atas segala bentuk dukungan dan doa. Semoga kami dapat lebih kuat dan berkarya lebih baik lagi,” ujar Risdianto.

Pihak Kementerian ATR/BPN juga memberikan apresiasi tinggi kepada petugas pemadam kebakaran atas profesionalisme dan kecepatan mereka dalam menangani situasi. Berkat upaya tersebut, potensi kebakaran yang lebih besar berhasil dicegah.

Sementara itu, proses investigasi untuk menentukan penyebab pasti kebakaran masih terus dilakukan, begitu pula dengan perhitungan kerugian secara rinci.

Peristiwa ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan terhadap potensi bahaya kebakaran, terutama di gedung perkantoran yang menyimpan banyak dokumen penting. Pemeriksaan rutin terhadap instalasi listrik dan peralatan elektronik, seperti AC, menjadi langkah yang tidak boleh diabaikan untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

Kejadian ini juga menyoroti pentingnya kesigapan petugas keamanan dan kerja sama yang baik antara pihak gedung dengan instansi pemadam kebakaran dalam menghadapi situasi darurat.

Kementerian ATR/BPN sendiri telah berkomitmen untuk segera melakukan upaya pemulihan dan perbaikan pada bagian gedung yang terdampak kebakaran, sehingga kegiatan operasional dapat kembali berjalan seperti semula.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *